Madu Maribaya – Beternak dan Berburu Madu
Terjalnya gunung dan rimbunnya hutan, tidak menyurutkan Koswara dan Yayat untuk memburu madu yang terbentuk secara alami. Di kawasan Cupunagara, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang ini, sarang lebah sering terbentuk secara alami dan biasa diburu untuk diambil madu dan larvanya, sekali berburu madu hutan biasanya mereka bisa menghasilkan sekitar 5 sampai 20 kilogram madu. Untuk bisa mendapatkan madu-madu liar ini, Koswara dan Yayat biasa berjalan sampai berpuluh-puluh kilometer menyusuri hutan yang rimbun dan jarang didatangi oleh warga setempat.
Setelah berjalan satu jam, tibalah mereka di tempat bersarangnya kawanan lebah. Sarang lebah yang tergantung di pohon ini sudah siap mereka buru. Sebelum berburu, Yayat dan Koswara mempersiapkan tepus yang dibalut dengan dedaunan dan nantinya akan dibakar untuk mengusir lebah dari sarangnya serta melindungi diri mereka dari sengatan lebah. Untuk mengambil madu dari sarangnya, Yayat hanya berbekal sebilah golok dan satu karung yang disiapkan untuk menaruh hasil buruannya itu. Yayat mulai memanjat pohon yang terdapat sarang lebah tersebut serta mulai membakar tepus yang telah dipersiapkan tadi. Kepulan asapnya mulai mengarah ke target buruannya. Lebah-lebah yang tadinya memenuhi sarang, kini mulai berterbangan tak tentu arah. Tentu kesempatan ini dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Yayat untuk secepat mungkin mengambil sarang lebah tersebut. Tak lama setelah Yayat turun dari atas pohon, lebah-lebah tersebut kembali ke asalnya. Dan perburuan pun berakhir dengan hasil madu segar yang diambil langsung dari inangnya.
Selain berburu madu di hutan, Koswara beserta istrinya, Nia Neng Kurnia beternak sarang lebah di pekarangan rumahnya. Jenis madunya pun bermacam-macam, mulai dari Melivera, Cerana, Dorsata sampai Trigona. Penangkaran lebah yang ia namai Madu Maribaya Sari Alam Legend Bee ini telah berdiri sejak tahun 1997. Penangkaran yang terdapat di Jalan Maribaya, Lembang, Kabupaten Bandung Barat ini dapat menghasilkan 15 kilogram hingga 1 kwintal madu dengan berbagai macam jenis dalam satu bulan. Mereka menjajakan madu-madunya dari harga Rp200 ribu rupiah hingga Rp750 ribu rupiah. Madu-madu ini dipasarkan ke seluruh Indonesia dan mancanegara seperti Singapura, Malaysia, Arab, dan Jepang. PHOTO’SSPEAK/ Fakhri Fadlurrohman