Memiliki kondisi fisik yang sempurna merupakan sebuah impian bagi para penyandang disabilitas, namun keterbatasan tersebut tidak menyurutkan semangat Rahmat (35) untuk menjalani aktivitas seperti orang biasa. Rahmat, pria asal Tasikmalaya, Jawa Barat kelahiran 1985 tidak memiliki kedua kaki sejak ia dilahirkan, kata sang ibu tidak ada kejanggalan apa apa ketika rahmat lahir, memang sudah takdir Tuhan yang menyertai.

Pada tahun 2008 Rahmat merantau ke Cimahi untuk mengadu nasib, Rahmat tinggal di sebuah masjid daerah Kampung Babakan Muncang, Desa Pada Asih, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Berbekal ilmu tilawah yang ia miliki, Rahmat mengabdikan diri kepada masyarakat daerah sekitar. Sudah 10 tahun ia melakoni profesi sebagai guru mengaji, bagi Rahmat mempunyai ilmu yang lebih harus diamalkan agar menjadi berkah.

Selain sebagai guru mengaji, Rahmat juga seorang atlet renang, ia bergabung dengan klub Vini Vidi Vici Aquatic yang dilatih oleh Oman Hermawan. Walaupun tidak memiliki kaki ia mampu membuktikan bahwa dirinya bisa menembus keterbatasan yang ia miliki. Hal tersebut dibuktikan dengan berbagai prestasi yang sudah ia raih, salah satunya mendapat penghargaan kejuaraan renang Melintasi laut berjarak 4 Kilometer yang diselenggarakan di Bali tahun 2019 lalu. Berawal dari menonton youtube seorang wanita penyandang disabilitas asal Inggris mampu menyebrangi lautan, dari sana Rahmat mulai termotivasi, “Kalau orang lain bisa, kenapa saya tidak,” ujar Rahmat.

Dalam beraktivitas, Rahmat selalu ditemani oleh motor All Terrain Vehicle (ATV) yang ditungganginya untuk berangkat menuju tempat latihan kolam renang, atau tempat fitnes untuk menjaga kondisi fisik tetap bugar. Bagi Rahmat kehidupan di dunia ini fana, mensyukuri sebaik mungkin apa yang sudah tuhan berikan, Rahmat percaya bahwa dengan bersyukur kehidupan yang dijalani insyaallah akan selalu berkah. Untuk kedepannya Rahmat berharap ingin mendapatkan pasangan hidup dan membuka usaha kecil kecilan. PHOTO’SSPEAK/ Fakhrul Maulana