Persimpangan Salah Jalan Jurusan

oleh Redaktur Photos Speak

Agung Yandistira (25) berswafoto menggunakan Almamater UIN Bandung, Dengan latar tulisan kuratorial pameran residensi. Pameran residensi merupakan pameran perdana Agung yang di gelar di Lawangwangi Creative Space, Dago, Bandung (03/2022).

Kuas dan cat yang digunakan Agung Yandistira saat melukis di Gedung Student Center Lantai 1 UIN Bandung.

Agung Yandistira beristirahat pada pengerjaan lukisan di depan sekretariat Lembaga Seni Lukis dan Kaligrafi, Gedung Student Center Lantai 1 UIN Bandung.

Setiap Jumat Sore, Agung mengisi kelas Ekstrakurikuler Seni Lukis di SMP Muhammadiyah 8 Antapani, Bandung.

Agung menjelaskan teknik dasar melukis kepada siswa-siswi di kelas ekskul seni lukis.

Satu bangku kosong di depan rektorat, menjelaskan bahwa perajalanannya sebagai mahasiswa salah jurusan kerap membuat Agung merasa sendirian.

Agung bersama kawan komunitasnya sedang melukis di Sekretariat LSLK. Sekretariat atau ‘Sanggar’ merupakan tempat bebas berekspresi bagi pegiat seni lukis di UIN Bandung.

Beberapa karya dan penghargaan yang di terima Agung Yandistira. Potret Agung melukis.

Agung kini tidak lagi bermasalah dengan statusnya sebagai Mahasiswa Salah Jurusan’ ia telah menemukan dirinya pada setiap kuas dan kanvas.

Persimpangan Salah Jalan Jurusan

oleh Redaktur Photos Speak

oleh Nur Ainun

“Jadi mahasiswa salah jurusan itu enggak enak, kadang merasa sendiri, dan capek. Aku tahu ada banyak mahasiswa yang ngerasain hal itu, tapi semoga mereka dipertemukan dengan ruang-ruang yang berjodoh dengan potensi mereka, walaupun di posisi salah jurusan,” tutur Agung Yandistira (25) Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Mahasiswa dengan gaya khasnya itu akrab disapa dengan panggilan ‘Fatal’ merupakan mahasiswa Jurusan Hukum Pidana Islam yang menyenangi dunia seni namun terpaksa menjalani nasib sebagai bagian dari mahasiswa salah jurusan.

Sambil menggores kuas pada kanvas, lelaki berambut panjang ini bercerita, “Awalnya aku pikir, jalanin dulu aja di jurusan ini tapi ternyata di tahun pertama udah gak betah. Jadi waktu itu aku coba daftar lagi di kampus seni tapi gagal, udah nyoba dari ikut seleksi bersama sampai mandiri, nihil tetap gak keterima. Yaudah Akhirnya mau ga mau lanjutin apa yang ada di UIN meskipun dengan perasaan setengah-setengah, terpaksa,” ujarnya.

Sadar jika kegemarannya dalam dunia seni lukis tidak sejalan dengan jurusan, ia akhirnya mendedikasikan diri dengan bergabung di Lembaga Seni Lukis dan Kaligrafi (LSLK) untuk peralihan. Namun tidak disangka, hal tersebut mengantarkan Agung pada benang merah perjalanan hidupnya. Ia merasa memiliki semangat baru dalam melanjutkan pendidikan juga mengejar mimpi-mimpinya.

Waktu berjalan, ketekunannya di bidang seni berbuah hasil, di tahun ketiga akhirnya ia terpilih menjadi ketua LSLK, beberapa kali keluar menjadi juara di berbagai perlombaan, terpilih menjadi bagian dari pameran residensi dan diterima menjadi pengajar ekstrakurikuler seni lukis di salah satu sekolah ternama di Kota Bandung, membuat Agung mengerti bahwa ada banyak jalan yang bisa dilewati untuk bertemu jalan keluar.

Dalam perjalanannya Agung memahami ada banyak mahasiswa yang bernasib sama dengannya, merasa salah jurusan. Tapi Agung percaya bahwa ada banyak ruang lain yang menanti untuk ditemukan.

 

*Photostory ini dibuat dalam rangka Pajang Karya anggota baru yang berjudul “Ruang Juang”. Photostory ini telah dipamerkan pada tanggal 15-18 November di Aula B Gedung Student Centre UIN Bandung.