Owa Jawa (Hylobates moloch) merupakan primata endemik Pulau Jawa yang terancam punah. Perburuan untuk kepentingan perdagangan menjadi satu dari banyak sebab populasi hewan jenis pemakan buah ini terus menyusut.
International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) memperkirakan Owa Jawa tinggal tersisa sekitar 3.000 ekor. Jumlah itu diprediksi akan terus menurun seiring dengan aktivitas pembukaan lahan hutan yang kian masif.
Sadar akan ancaman tersebut, Pusat Rehabilitasi Primata Jawa (PRPJ) bernama The Aspinall Foundation Indonesia berupaya menyelamatkan primata Arboreal (satwa yang sebagian besar hidupnya dihabiskan di atas pepohonan) ini.
Bertempat di Kawasan Patuha, Ciwidey, Kabupaten Bandung, para petugas melakukan berbagai cara untuk menambah populasi Owa Jawa. Seperti menjalankan program pengembangbiakan, hingga menyita binatang berbulu abu tersebut dari tangan masyarakat yang memeliharanya secara ilegal.
Di tempat rehabilitasi pun Owa Jawa diobservasi mengenai perilaku serta diperiksa kesehatannya selama proses habituasi sampai Owa Jawa kembali menemukan sifat alam liarnya.
Semua tahapan prosedural yang dilalui bermuara pada tujuan akhir, yakni pelepasliaran. Kawasan Gunung Tilu, Ciwidey, Kabupaten Bandung menjadi destinasi Owa Jawa menjalani episode kehidupan selanjutnya.
Kerja keras lembaga melindungi hewan dan upaya pemerintah menjaga ekosistem melalui regulasi tentu akan sia-sia jika tidak ada semangat yang sama dari seluruh masyarakat menyayangi Owa Jawa beserta hutannya. PHOTO’S SPEAK / Muhammad Hafidz









