Riang di Pasar Malam

oleh Thoudy Badai Rif'anbillah

Menikmati Malam

Riang Gembira

Membeli Karcis

Bersama Buah Hati

Menonton

Arumanis

Kora-kora

Mengayuh

Riang di Pasar Malam

oleh Thoudy Badai Rif'anbillah

Akhir pekan selalu menjadi waktu yang ditunggu setiap orang sebagai pelepas penat dari rutinitas yang melelahkan. Bertemu sanak saudara atau menghabiskan waktu bersama pasangan di tempat wisata bisa menjadi pilihannya. Tak terkecuali bermain ke area Pasar Malam di Gelanggang Olahraga (GOR) Binangkit, Jalan Parakanmuncang, Rancaekek, Kabupaten Bandung. Halaman belakang GOR disulap menjadi area bermain dengan tiket masuk Rp.8 ribu per wahana.

Temaramnya lampu khas Pasar Malam berpadu dengan kelap kelip lampu dekorasi di setiap wahana, serupa Dunia Fantasi di Ibu Kota. Tak jadi soal jika harus berdesakan memadati area hiburan murah meriah ini, warga tetap bersuka ria. Ragam hiburan untuk menghabiskan malam pun tersedia. Sangkar kincir angin yang tak pernah berhenti berputar, ayunan kora-kora yang selalu riuh dengan teriakan penumpang bahkan ombak asmara yang tak pernah sepi dinaiki. Tentunya kebahagiaan di Pasar Malam tak akan lengkap rasanya jika tanpa kehadiran sejumput arumanis.

Malam semakin larut, dinginnya pun semakin terasa. Di sisi lain derit besi wahana permainan perlahan mulai terdengar melemah. Teriakan pengunjung dan alunan musik dangdut khas hiburan malam pun kian sayup. Meski begitu, Hilman masih bersemangat untuk memacu ombak asmara. 9 tahun sudah dia menggantungkan hidup dalam usaha Pasar Malam ini. Bagi Hilman, “Kehadiran Pasar Malam adalah sumber kebahagiaan untuk warga. Tentunya membahagiakan orang yang jauh dari tempat hiburan adalah tujuan kami, sekalipun kami harus menjadi mesinnya,” tandasnya. PHOTO’S SPEAK / Thoudy Badai