Kampung Nelayan

Rona Warna Kamal Muara

oleh Thoudy Badai Rif'anbillah

Kampung Nelayan

Rona Warna

Cat Rumah

Pola

Refleksi

Rumah Warna

Menganyam

Benahi Mesjid

Nelayan

Kita Orang Senang

Rona Warna Kamal Muara

oleh Thoudy Badai Rif'anbillah

Bau Amis. Becek. Kumuh. Begitulah kira-kira kesan pertama saat menapakan kaki di Kampung Nelayan Kamal Muara, Jakarta. Tak mengherankan memang, terletak di pesisir Teluk Jakarta kampung dengan mayoritas penduduk berprofesi sebagai nelayan ini selalu kebagian air pasang yang kerap masuk ke pemukiman. Belum lagi sisa potongan ikan di tempat pelelangan ikan (TPI) selalu terbawa air hingga halaman rumah menambah rasa jijik bagi siapa pun yang lewat.

Tapi, itu dulu. Kamal Muara kini bersolek. Dimotori pemuda setempat, warga bersama-sama mulai membenahi pemukiman tempat tinggalnya. Bangunan dan jalan sepanjang 400 meter menuju dermaga disulap menjadi warna-warni. Perpaduan seni mural dan gambar ikon Jakarta menghiasi jalan dan setiap lorong gang Kamal Muara. Kini, siapapun yang menyusuri perkampungan nelayan ini tak akan pernah mengira, jika dulunya Kamal Muara termasuk salah satu wajah muram Ibu Kota.

Warga sadar sebagai area labuhan kapal yang akan dan pulang berkunjung di Pulau Seribu, tentunya kampung mereka tak akan luput dari perhatian wisatawan. Tentunya, jika dikelola dengan apik bukan tidak mungkin jika kampung nelayan ini menjadi salah satu destinasi wisata favorit. Seolah ingin meninggalkan “kesan pertama begitu menggoda”, keberadaan Kampung Warna-Warni Kamal Muara ini menjadi lebih sedap dipandang oleh wisatawatan baik domestik maupun mancanegara. PHOTO’S SPEAK / Thoudy Badai