Rumah Dome

Rumah Siaga Anti Gempa

oleh Djuli Pamungkas

Rumah Dome

Halaman Rumah

Pintu Masuk

Ruang Dalam

Lantai 2

Lanskap Nglepen

Petunjuk Gang

Warga Terdampak

Mural Teletubbies

Wisatawan

Rumah Siaga Anti Gempa

oleh Djuli Pamungkas

Pasca terjadinya gempa pada 2006 silam, masyarakat Desa Nglepen, Prambanan, Sleman, Yogyakarta harus rela kehilangan tempat tinggalnya akibat tanah ambles di kawasan tersebut. Tak tanggung-tanggung sebanyak 32 kepala keluarga (KK) menghadapi kenyataan pahit ketika huniannya ambles sedalam 7 meter akibat gempa. Warga mendapat penawaran relokasi, sementara tempat lama tak boleh dihuni meskipun hak milik atas tanah lama tetap pada penduduk. Saat itu warga yang terdampak boleh memilih bantuan berupa uang sebesar Rp 15 juta atau rumah tinggal—tanpa sebelumnya mengetahui bentuk rumahnya akan berupa kubah.

Konsep rumah ganti berupa kubah atau “dome” ini merupakan bantuan dari Domes For The World, sebuah lembaga nirlaba dari Amerika Serikat serta donatur perorangan dari Arab Saudi. Sebanyak 71 rumah dum berbentuk setengah lingkaran yang dirancang tahan terhadap guncangan. Memiliki diameter 7 meter dengan ketinggian puncak sekitar 4 meter, rumah dum ini dilengkapi dua daun jendela dan pintu serta terdiri atas dua lantai di dalam rumah dan empat ruangan. Pemukiman dengan luas 2 hektar ini merupakan satu-satunya komplek rumah dum yang ada di Indonesia bahkan di Asia.

Keberadaan pemukiman tak biasa ini seketika menjadi pusat perhatian bagi masyarakat lainnya. Karena keunikannya, dengan bantuan dari Dinas Pariwisata setempat, munculah Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) wilayah Nglepen untuk mengelolanya sebagai desa wisata, aset dum sekaligus mempertanggungjawabkan pengelolaan pada masyarakat setempat. Kini, sejak ditetapkan sebagai desa wisata pada satu dekade terakhir, warga tak hanya beradaptasi dengan konsep siaga rumah gempa. Namun, adanya kawasan pemukiman kubah ini mampu memberikan edukasi pada masyarakat luas mengenai hunian sadar bencana. PHOTO’S SPEAK / Djuli Pamungkas